Tugas II ISD Pemuda dan Sosialisasi
By : Unknown
TUGAS
II ISD
PENGERTIAN
PEMUDA
Secara hukum pemuda adalah manusia
yang berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai
menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara
agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan
mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid
bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang
dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi
lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi
penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di
dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya
yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya.
SOSIALISASI
Sosialisasi adalah sebuah proses
penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog
menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
PERAN
PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Masa depan suatu bangsa terletak
pada generasi mudanya sebab merekalah yang menggantikan generasi sebelumnya
dalam memimpin bangsa oleh karena itu generasi muda perlu diberi bekal berupa
ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan zaman. Salah satu cara dalam memperoleh
bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun
nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.
Hal-hal yang menghambat kemajuan
harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan
masyarakat. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan
situasi dan kondisi mereka berada.
Pembagunan yang kita laksanakan itu
jelas merupakan rangkaian gerakan perubahan menuju kemajuan. Dalam beberapa
hal, perubahan itu merupakan perombakan yang sangat mendasar. Perubahan atau
kemajuan dalam pembangunan bukan hanya perubahan fisik saja tetapi membawa
serta perubahan sosial. Perubahan sosial itu mengandung kekuatan dinamika
karena mnyangkut tata nilai, sikap dan tingkah laku. Dengan kata lain
pembangunan memerlukan pembaruan.
Pembangunan tidak akan berjalan
lancar jika manusia tidak giat bekerja oleh karena itu pembangunan adalah
penggantian yang lama dengan yang baru, yang telah diperhitungkan oleh keadaan
sekitarnya, maka mahasiswa berkewajiban untuk ikut serta dalam derap
pembangunan. Disamping itu mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan
sehingga perlu difikirkan kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan
masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal baru itu tidak selalu membawa
kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang dapat menjerumuskan
masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu mahasiswa yang
telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya dapat memilih mana-mana
yang perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu perlu dipikirkan
keikutsertaan masyarakat dalm pembaharuan tersebut. Dengan demikian, hasilnya
akan seperti yang diharapkan.
PERMASALAHAN
PADA GENERASI MUDA
Masalah-masalah
yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a.
Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan
generasi muda
b.
Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c.
Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia
d.
Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e.
Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasan
f.
Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g.
Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h.
Pergaulan bebas
i.
Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j.
Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
POTENSI-POTENSI
YANG TERDAPAT PADA GENERASI MUDA
a)
Idealisme dan daya kritis.
Secara
sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka ia dapat
melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari
gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa
dilengkapi dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b)
Dinamika dan kreatifitas.
Adanya ldealisme
pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan
kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan,
pembaharuan dan penyempurnaan kekurangankekurangan yang ada atau pun
mengemukakan gagasan-gagasan/alternative yang baru sama sekali.
c)
Keberanian mengambil resiko.
Perubahan dan
pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat
atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin
diperoleh. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung
resiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda
akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil
resiko.
d)
Optimis dan kegairahan semangat.
Kegagalan tidak
menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat
yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju
lagi.
e)
Sikap kemandirian dan disiplin murni.
Generasi muda
memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap
kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya,
agar dengan demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki
tenggang rasa.
f)
Terdidik
Walaupun dengan
memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti
kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara relatif lebih
terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi-generasi
pendahulunya.
g)
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
Keanekaragaman
generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita.
Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan jika hal itu dihayati secara
sempit dan eksl.usif. Tapi keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat merupakan
potensi dinamis dan kreatif jika keanekaragaman itu ditempatkan dalam rangka
integrasi nasional yang didasarkan c,ttas semangat dan jiwa Sumpah Pemuda tahun
1928 serta kesamaan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sehingga dengan demikian
merupakan sumber yang kaya untuk kemajuan bangsa itu sendiri. Untuk itu
generasi muda perlu didorong untuk menampilkan potensinya yang terbaik dan
diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam menunjang pembangunan
nasional.
h)
Patriotisme dan nasionalisme.
Pemupukan rasa
kebanggaan. kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan negara di kalangan
generasi muda perlu lebih digalakkan, pada gilirannya akan mempertebal semangat
pengabdian dan kesiapannya untuk membela dan mempertahankan bangsa dan negara
dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini generasi muda perlu
dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
i)
Sikap kesatria.
Kemurnian
idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung
jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan
terus menjadi sikap kesatria di kalangan generasi muda Indonesia sebagai
pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
j)
Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi.
Generasi muda
dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi
bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator dan dinamisator
terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidikan serta
penerapan teknologi, baik yang maju, madya maupun yang sederhana.
SIMPULAN
pemuda dalam memecahkan permasalahan,
generasi muda memerlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh
potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek pembangunan.
Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik adalah merupakan potensi
yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
SUMBER
By : Unknown
Tugas 3 Makalah Masyarakat
Pedesaaan Dan Masyarakat Perkotaan
TUGAS
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu
Sosial Dasar
Kelas
1IB06
NAMA : NPM:
Fikri Prawoto 14414219
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………...……….ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
……………………………………………………………………………………1
Perumusan Masalah
………………………………………………………………………………2
Tujuan
…………………………………………………………………………………………….2
BAB II PENGERTIAN
Pengertian Ilmu Sosial
Dasar…………………………………………………………...…………2
Masyarakat Pedesaan………………………………...
……………………………………..…….3
Masyarakat Perkotaan…………………………………………………………………………..…4
Perbedaan Masyarakat
Pedesaan Dan Perkotaan………………………………………….............4
Hubungan Desa Dan Kota………………………………………………………………………...6
Aspek Positif Dan
Negatif………………………………………………………………………...6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
…………………………………………………..…………………………………...7
Saran
……………………………………………………………………………………………...7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………..8
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk
melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar, tapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk menambah
pengetahuan tentang perubahan sosial di kehidupan masyarakat, sehingga kita
bisa beradaptasi dan menyaring hal-hal yang positif dari kebudayaan baru yang
akan berubah semakin cepat.
Semoga Makalah ini
bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan proses kemajuan dalam kehidupan
sosial dan berbudaya.
12 januari 2015
Fikri prawoto
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Latar
belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem
pendidikan oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial
dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan ini berbau colonial, dan
masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan
politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer.
Ternyata
sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian
khusus dan mendalam, sehingga wawasannya sempit. Hal lain, sistem pendidikan
kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab
dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar
disiplin keilmuannya. Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan
sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
Kemampuan
akademis adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun
tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis,
sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk merumuskan
masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya.
Kemampuan
professional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang
bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Kemampuan
personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli
diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah
laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan
mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki
pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Dalam
makalah ini penulis akan menjelaskan perumusan masalah yang ada, antara lain :
1) Tujuan
2) Pengertian Ilmu Sosial Dasar
3) Perbedaan Penduduk, Masyarakat, dan
Kebudayaan
4) Ruang Lingkup
5) Hubungan Desa-kota, Hubungan
Pedesaan-Perkotaan
6) Pembaruan (Inovasi)
C. Tujuan
Tujuan dari Ilmu Sosial Dasar yaitu
membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar
memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri2 kepribadian yg diharapkan dari sikap
mahasiswa, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm
menghadapi manusia2 lain, serta sikap dan tingkah laku manusia2 lain terhadap
manusia yg bersangkutan secara timbal balik.
BAB II
PENGERTIAN
PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat dapat
mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah
ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua
perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa,
golongan dan sebagainya.
MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan
selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak
dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa.
Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era
informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak
berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota
masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya
serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama
sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak
tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam
masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup
dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal
mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat
pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan
pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di
dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial.
Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
- konflik
-
kontraversi
-
kompetisi
MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban
community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya
serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada
beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah
manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering
sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan
agama dan sebagainya .
3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya
dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang
terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan
pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata
di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
PERBEDAAN MASYARAKAT
PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1. Lingkungan Umum dan
Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat
perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah
desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya
“bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata
Pencaharian, Pada umumnya mata
pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata
pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil
dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila
dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas
kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan
Heterogenitas, Homogenitas atau
persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat,
dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang
dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota
berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering
nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada
posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem
dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara
masyarakat desa dan kota:
§ pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih
banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
§ pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas
eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
§ masyarakat perdesaan cenderung pada kelas
tengah.
§ ketentuan kasta dan contoh perilaku Mobilitas
Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh
pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.
§ banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
§ waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk
bepergian per satuan
§ bepergian setiap hari di dalam atau di luar
§ waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan
di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
§ masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
§ dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif
maupun secara kualitatif
HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan
uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan Kota tergantung
desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga
merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. sebaliknya,
kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga
menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh
orang desa.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari
pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan
dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut .
Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat
perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma :
Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
- Karya :
Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga :
Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka :
Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan
: Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota
harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani
berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang
administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan
dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak
disusul dengan masalah lainnya ;
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani
dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan
masalah baru ;
d) Dalam rangka pemekaran kota , harus
ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para
pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah
kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu
maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam
kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan
kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai
berikut :
1) Menekan angka kelahiran
2) Mengalihkan pusat pembangunan pabrik
(industri) ke pinggiran kota
3) Membendung urbanisasi
4) Mendirikan kota satelit dimana pembukaan
usaha relatif rendah
5) Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota
kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6) Transmigrasi bagi warga yang miskin dan
tidak mempunyai pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setiap
anggota bagian dari tubuh kita merupakan suatu kesatuan jaringan atau jalinan
yang masing – masingnya terhubung satu sama lain. Apa bila ada satu bagian yang
rusak maka akan berdampak pada bagian lainnya juga.
Terdapat
tiga bagian terpenting dari manusia yaitu, akal pikiran, Jasmani dan Rohani.
Tiga komponen terebut saling berkaitan satu sama lainnya. Akal merupakan
bagian terpenting, merupakan inti dari sistem tubuh kita. Akal mengatur segala
kegiatan yang ada pada tubuh kita, mulai dari kerja organ tubuh kita, sistem
perasaan, motifasi, pengambilan ketupusan dan penyikapan kita
terhadap sesuatu dalam hidup. Jasmani merupakan pendukung kegiatan yang
berkaitan dengan fisik kita, tetapi apa bila terganggu salah satu fungsinya
maka akan pula berpengaruh pada yang lainnya, bila jasmani kita baik maka
aktifitas kita pun berjalan lancar. Dan rohani meupakan kebutuhan kita terhadap
Tuhan. Kedekatan kita terhadap tuhan adalah segalanya. Dia lah yang berkehendak
dan menghendakan akan akan sesuatu. Oleh karena itu dibutuhkannya
hubungan baik antara kita dengan sang pencipta kita.
SARAN
Sebagai
manusia yang menjalani kehidupan di dunia beserta problematikanya. Apabila ki
ta menginginkan kehidupan kita berjalan baik dan lancar maka pengelolaan kita
terhadap pola pikir akal, jamani dan rohani kita harus berjalan dengan bena,
seimbang dan sesuai. Apabila ada salah satu saja yang tidak seimbang ddalam
pemenuhannya maka akan berdampak pula pada kehidupan sehari – hari kit
DAFTAR PUSTAKA