Posted by : Unknown
Senin, 12 Januari 2015
Tugas 3 Makalah Masyarakat
Pedesaaan Dan Masyarakat Perkotaan
TUGAS
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu
Sosial Dasar
Kelas
1IB06
NAMA : NPM:
Fikri Prawoto 14414219
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………...……….ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
……………………………………………………………………………………1
Perumusan Masalah
………………………………………………………………………………2
Tujuan
…………………………………………………………………………………………….2
BAB II PENGERTIAN
Pengertian Ilmu Sosial
Dasar…………………………………………………………...…………2
Masyarakat Pedesaan………………………………...
……………………………………..…….3
Masyarakat Perkotaan…………………………………………………………………………..…4
Perbedaan Masyarakat
Pedesaan Dan Perkotaan………………………………………….............4
Hubungan Desa Dan Kota………………………………………………………………………...6
Aspek Positif Dan
Negatif………………………………………………………………………...6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
…………………………………………………..…………………………………...7
Saran
……………………………………………………………………………………………...7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………..8
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk
melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar, tapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk menambah
pengetahuan tentang perubahan sosial di kehidupan masyarakat, sehingga kita
bisa beradaptasi dan menyaring hal-hal yang positif dari kebudayaan baru yang
akan berubah semakin cepat.
Semoga Makalah ini
bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan proses kemajuan dalam kehidupan
sosial dan berbudaya.
12 januari 2015
Fikri prawoto
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Latar
belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem
pendidikan oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial
dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan ini berbau colonial, dan
masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan
politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer.
Ternyata
sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian
khusus dan mendalam, sehingga wawasannya sempit. Hal lain, sistem pendidikan
kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab
dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar
disiplin keilmuannya. Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan
sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
Kemampuan
akademis adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun
tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis,
sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk merumuskan
masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya.
Kemampuan
professional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang
bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Kemampuan
personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli
diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah
laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan
mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki
pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Dalam
makalah ini penulis akan menjelaskan perumusan masalah yang ada, antara lain :
1) Tujuan
2) Pengertian Ilmu Sosial Dasar
3) Perbedaan Penduduk, Masyarakat, dan
Kebudayaan
4) Ruang Lingkup
5) Hubungan Desa-kota, Hubungan
Pedesaan-Perkotaan
6) Pembaruan (Inovasi)
C. Tujuan
Tujuan dari Ilmu Sosial Dasar yaitu
membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar
memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri2 kepribadian yg diharapkan dari sikap
mahasiswa, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm
menghadapi manusia2 lain, serta sikap dan tingkah laku manusia2 lain terhadap
manusia yg bersangkutan secara timbal balik.
BAB II
PENGERTIAN
PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat dapat
mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah
ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua
perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa,
golongan dan sebagainya.
MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan
selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak
dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa.
Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era
informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak
berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota
masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya
serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama
sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak
tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam
masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup
dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal
mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat
pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan
pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di
dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial.
Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
- konflik
-
kontraversi
-
kompetisi
MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban
community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya
serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada
beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah
manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering
sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan
agama dan sebagainya .
3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya
dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang
terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan
pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata
di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
PERBEDAAN MASYARAKAT
PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1. Lingkungan Umum dan
Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat
perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah
desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya
“bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata
Pencaharian, Pada umumnya mata
pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata
pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil
dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila
dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas
kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan
Heterogenitas, Homogenitas atau
persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat,
dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang
dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota
berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering
nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada
posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem
dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara
masyarakat desa dan kota:
§ pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih
banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
§ pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas
eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
§ masyarakat perdesaan cenderung pada kelas
tengah.
§ ketentuan kasta dan contoh perilaku Mobilitas
Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh
pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.
§ banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
§ waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk
bepergian per satuan
§ bepergian setiap hari di dalam atau di luar
§ waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan
di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
§ masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
§ dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif
maupun secara kualitatif
HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan
uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan Kota tergantung
desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga
merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. sebaliknya,
kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga
menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh
orang desa.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari
pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan
dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut .
Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat
perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma :
Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
- Karya :
Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga :
Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka :
Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan
: Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota
harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani
berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang
administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan
dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak
disusul dengan masalah lainnya ;
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani
dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan
masalah baru ;
d) Dalam rangka pemekaran kota , harus
ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para
pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah
kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu
maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam
kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan
kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai
berikut :
1) Menekan angka kelahiran
2) Mengalihkan pusat pembangunan pabrik
(industri) ke pinggiran kota
3) Membendung urbanisasi
4) Mendirikan kota satelit dimana pembukaan
usaha relatif rendah
5) Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota
kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6) Transmigrasi bagi warga yang miskin dan
tidak mempunyai pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setiap
anggota bagian dari tubuh kita merupakan suatu kesatuan jaringan atau jalinan
yang masing – masingnya terhubung satu sama lain. Apa bila ada satu bagian yang
rusak maka akan berdampak pada bagian lainnya juga.
Terdapat
tiga bagian terpenting dari manusia yaitu, akal pikiran, Jasmani dan Rohani.
Tiga komponen terebut saling berkaitan satu sama lainnya. Akal merupakan
bagian terpenting, merupakan inti dari sistem tubuh kita. Akal mengatur segala
kegiatan yang ada pada tubuh kita, mulai dari kerja organ tubuh kita, sistem
perasaan, motifasi, pengambilan ketupusan dan penyikapan kita
terhadap sesuatu dalam hidup. Jasmani merupakan pendukung kegiatan yang
berkaitan dengan fisik kita, tetapi apa bila terganggu salah satu fungsinya
maka akan pula berpengaruh pada yang lainnya, bila jasmani kita baik maka
aktifitas kita pun berjalan lancar. Dan rohani meupakan kebutuhan kita terhadap
Tuhan. Kedekatan kita terhadap tuhan adalah segalanya. Dia lah yang berkehendak
dan menghendakan akan akan sesuatu. Oleh karena itu dibutuhkannya
hubungan baik antara kita dengan sang pencipta kita.
SARAN
Sebagai
manusia yang menjalani kehidupan di dunia beserta problematikanya. Apabila ki
ta menginginkan kehidupan kita berjalan baik dan lancar maka pengelolaan kita
terhadap pola pikir akal, jamani dan rohani kita harus berjalan dengan bena,
seimbang dan sesuai. Apabila ada salah satu saja yang tidak seimbang ddalam
pemenuhannya maka akan berdampak pula pada kehidupan sehari – hari kit
DAFTAR PUSTAKA