Archive for 2015
By : Unknown
Perkembangan
Penduduk Indonesia Dan Ilmu
Teknologi Dan Pengetahuan Lingkungan
TUGAS
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengantar
Lingkungan
Kelas
2IB05
NAMA : NPM:
Fikri Prawoto 14414219
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan ridha-Nyalah makalah ini kami
selesaikan tepat pada waktunya. Ada pun makalah ini kami susun, untuk dapat
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan. Makalah ini kami beri judul “Perkembangan Penduduk Indonesia”. Kami
berharap dengan disusunnya makalah ini dapat membantu masyarakat mengetahui
pengetahuan mengenai Perkembangan Penduduk Indonesia”. Kami menyadari makalah
ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik dan saran yang membangun kami
harap kan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Edi Minaji
Pribadi selaku dosen "Pengantar Lingkungan" yang telah membimbing
kami, serta pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB
1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan
waktu sebelumnya Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian
dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami.
Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk
sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa
terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai.
Selain itu juga kebanyakan kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah
orang yang melakukan migrasi.Sehingga dalam masalah ini ,maka penduduk akan
dihadapi dengan masalah lingkungan hidup, pertumbuhan penduduk dan kelaparan,
serta kemiskinan dan keterbelakangan.
BAB
2
PEMBAHASAN
1. PERKEMBANGAN
PENDUDUK INDONESIA
LANDASAN PERKEMBANGAN
PENDUDUK INDONESIA
Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami
suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat
lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat
golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan
tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang
adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk
sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah
ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu
adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu
beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Yang
mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang
menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana
yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor –
factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak
terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka
ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk
yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman
yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam
kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
PERTAMBAHAN PENDUDUK
DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Penduduk dunia saat ini
telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen
tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations (2001)
memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan
dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negaranegara berkembang pada
umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara
maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka
pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar
daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di Negara negara
berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan
secara absolut. Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju
kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu
kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk.
Mengikuti
kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah penduduk
perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah
penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak
sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah
perkotaan, termasuk pula lingkungan pemukiman perkotaan yang ikut bertambah
populasinya. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat
berarti bahwa penduduk berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan,
atau dengan kata lain penduduk melakukan urbanisasi.
Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan
adalah pertambahan penduduk alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi
jumlah yang meninggal; migrasi penduduk khususnya dari wilayah perdesaan
(rural) ke wilayah perkotaan (urban); serta reklasifikasi, yaitu perubahan
status suatu desa (lokalitas), dari lokalitas rural menjadi lokalitas urban,
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik.
Pertambahan penduduk alamiah
berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi
memberikan andil dua per tiga kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di
Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata lain migrasi sesungguhnya masih
merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di Indonesia. Kegiatan industri
dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada perekonomian
global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi kota, namun
semakin memperlemah keterkaitannya (linkages) dengan ekonomi lokal, khususnya
ekonomi perdesaan.
Dampak yang paling
nyata hanyalah meningkatnya permintaan tenaga kerja, yang pada gilirannya
sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke kota. Tingkat pertumbuhan
penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan
permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar). Untuk mencapai upaya
penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan penajaman tentang kriteria
permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi
masyarakat serta lingkungannya. Pemahaman yang komprehensif kriteria tersebut
akan memudahkan perumusan kebijakan penanganan serta penentuan indikator
keberhasilannya.
Rumah pada hakekatnya
merupakan kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain sandang dan pangan, juga
pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu maka dalam upaya penyediaan perumahan
lengkap dengan sarana dan prasarana permukimannya, semestinya tidak sekedar
untuk mencapai target secara kuantitatif (baca: banyaknya rumah yang tersedia),
semata-mata, melainkan harus dibarengi pula dengan pencapaian sasaran secara
kualitatif (baca: mutu dan kualitas rumah sebagai hunian), karena berkaitan
langsung dengan harkat dan martabat manusia selaku pemakai. Artinya bahwa
pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan permukiman yang layak, akan dapat
meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan di dalam
masyarakat Indonesia perumahan merupakan pencerminan dan pengejawatahan dari
diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam satu kesatuan dan
kebersamaan dalam lingkungan alamnya.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
DAN TINGKAT PENDIDIKAN
Pertumbuhan penduduk
adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari
tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun
1995 sampai 2000. Selain merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga merupakan
pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang
laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan
dan penundaan usia kawin pertama.
Di negara-negara yang
anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang
tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara
piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio
antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.
Akibatnya, banyak negara yang sebelumnya mengarahkan perhatian terhadap
pendidikan universitas, secara diam-diam mengalihkan sasarannya.
Helen Callaway, seorang
ahli antropologi Amerika yang mempelajari masayakat buta huruf, menyimpulkan
bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar telah memperluas
jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana pria diberikan
prioritas untuk pendidikan umum dan latihan-latihan teknis. Mereka adalah
orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam dunia. Sebaliknya
pengetahuan dunia ditekan secara tajam pada tingkat yang terbawah. Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan
fasilitas pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara laki-laki
dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Seiring dengan
bertambahnya penduduk Indonesia maka negeri ini akan banyak menghadapi masalah,
seperti : tata ruang kota yang jelek, sanitasi air limbah rumah tangga semakin
parah, dan banyak bermunculan penyakit – penyakit. Wilayah kawasan kumuh
menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian yang terabaikan dalam pembangunan
perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di kawasan
kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang tidak
layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas pendidikan,
kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya. Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi
karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di saat banjir, lingkungan yang
kumuh sering terjangkit penyakit seperti :
malaria, demam berdarah,
gatal –gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada saat banjir,
selokan – selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah yang
mereka buang sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik. Selain itu banyaknya
wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai bangunan – bangunan
pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap air di wilayah
perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang di serap di wilayah
tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama semakin membesar dengan
terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang lagi bencana
selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat banjir.
Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir, itu semua
sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa berbagai macam
penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk. Oleh sebab itu,
Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk penataan lingkungan
permukiman kumuh adalah:
1. Lebih mengefektifkan penertiban administrasi
kependudukan bekerja sama dengan perangkat desa yang mewilayahi permukiman
kumuh di Kota Denpasar.
2. Penataan kembali lingkungan
dengan penyediaan kamar mandi dan jamban umum, program sanimas dan pengelolaan
sampah swadaya di permukiman kumuh.
3. Peningkatan perilaku
hidup sehat masyarakat
4. Sosialisasi kebijakan pemerintah
kota terkait dengan program penataan kembali permukiman kumuh perlu lebih
digalakkan dengan melibatkan kelompok masyarakat di permukiman kumuh.
5. Perlu dilakukan
studi lanjutan untuk menggali informasi yang lebih luas terkait dengan penataan
kembali lingkungan permukiman kumuh.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
DAN KELAPARAN
Masalah kemiskinan,
kelaparan dan kekurangan gizi menjadi masalah kompleks dan saling terkait.
Diperlukan upaya jangka pendek dalam memenuhi kebutuhan pangan yang sinergis
dengan upaya jangka panjang sehingga mampu memberdayakan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Hal itu disampaikan
Menkes, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH. Dr. PH, saat membuka peringatan
End Hunger Walk the World 2010, di Jakarta, tanggal (06/06, 2010), yang diikuti
sekitar 12.000 peserta. Hadir dalam acara, Menteri Pertanian, Ir. H. Suswono,
MMA, dan dimeriahkan juga oleh para artis dan sponsor, antara lain TNT,
Unilever, dan Bank BNI. Selanjutnya dikatakan Menkes, dalam pencapaian
pembangunan MDGs terkait upaya peningkatan kelangsungan hidup anak di masa
mendatang, pada tahun 2015 setiap negara harus berupaya terus untuk menurunkan
separuh jumlah penduduk miskin dan kelaparan. Menurut laporan Food and
Agriculture Organization (FAO), terdapat sekitar 907 juta penduduk di negara
berkembang mengalami kekurangan pangan.
Diperkirakan 10.9 juta
anak balita meninggal setiap tahun yang disebabkan oleh kekurangan gizi
mencapai 60%. Saat ini terdapat sekitar 18% anak balita (3.2 juta) menderita
kekurangan gizi yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Dalam
menanggulangi masalah gizi, Pemerintah terus berupaya melalui berbagai program,
seperti penimbangan yang dilaksanakan di Posyandu dan Rumah Pemulihan Gizi.
Gunanya untuk mendeteksi adanya bayi dan anak balita dengan gizi kurang sehingga
bisa cepat dilakukan penanganan, baik di Puskesmas maupun di rumah sakit, kata
Menkes.
Program Walk the World
2010 diselenggarakan setiap tahun, serentak di seluruh penjuru dunia. Kegiatan
ini terlaksana dalam bentuk gerak jalan sejauh 5 km guna menggalang dan
meningkatkan kepedulian masyarakat dalam program World Food Programme (WFP).
Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat, khususnya masyarakat miskin
yang masih mengalami kekurangan pangan, terutama pada kelompok anak balita dan
anak sekolah agar mendapatkan asupan gizi seimbang untuk menjamin tumbuh
kembang yang optimal serta hidup sehat
KEMISKINAN DAN
KETERBELAKANGAN
Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara
berkembang, bahkan negara-negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak
sebesar negara berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda.
Persoalan kemiskinan di negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen
masyarakat mereka tetapi bagi negara berkembang persoalan menjadi lebih
kompleks karena jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah
penduduk.
Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang
bersifat multidimensi. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran
yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan
antar golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak
mungkin untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik
persoalan sosial maupun politik di masa yang akan datang. Ada dua macam ukuran kemiskinan
yang umum dan dikenal antara lain :
1. Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada
umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut
hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ). Kemiskinan
dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk
memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975
) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka
semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Sehingga Bank Dunia ( world
bank ) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
1. Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah
menerima kurang dari 12 % pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan
sangat timpang.
2. Apabila 40 % lapisan penduduk
berpendapatan rendah menikmati antara 12 – 17 % pendapatan nasional dianggap
sedang.
3. Jika 40 % dari penduduk
berpendapatan menengah menikmati lebih dari 17 % pendapatan nasional maka
dianggap rendah.
2. ILMU
TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
KEBERLANJUTAN
PEMBANGUNAN
Keberlanjutan
Pembangunan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb)
yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.
Keberlanjutan Pembangunan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai keberlanjutan pembangunan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan
sosial.
Banyak laporan PBB,
yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan
berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan
lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat. Untuk sebagian orang,
keberlanjutan pembangunan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan
bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa
menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep
"pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi
itu sendiri terbatas.
Keberlanjutan
Pembangunan telah menjadi konsep terdepan pada abad ke 21 yang dimana
memaparkan suatu pembangunan, yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan generasi
saat ini tetapi tidak membahayakan kesempatan bagi generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di Eropa istilah tersebut berasal dari bidang
kehutanan, saat ini "pembangunan berkesimbungan" telah menjadi tujuan
penting bagi semua bidang kehidupan seperti ekonomi, ekologi, dan kesetimbangan
sosial.
Pembangunan dan
pembentukan masa depan kita telah menjadi diskusi internasional seperti pada
pertemuan tingkat tinggi Konferensi di Rio de Janeiro dan di Johannesburg.
Tetapi ini juga menjadi topik pada tingkat nasional di berbagai negara. Sebagai
contoh di Jerman "Enquete-Commission" dari 13 Bundestag (Parlemen)
Jerman telah memembentuk undang-undang "perlindungan manusia dan
lingkungan" untuk mendalami dan bekerja pada kebutuhan pembangunan berkelanjutan.
Di laporan akhir dari komisi ini empat atau 5 aturan telah didefinisikan, yang
berkaitan perlunya pembangunan berkelanjutan di Jerman. Konsep ini telah
diterima oleh beberapa penguasa terdepan (atas) di berbagai bidang baik ekonomi
maupun politik. Tetapi untuk menjalannkan dasar-dasar ini ke dalam praktek,
saat ini perusahaan-perusahaan juga memerlukan konsultan sebagai pengarah, yang
kompeten untuk menjalankan aturan-aturan pembangunan berkelanjutan di bidang
khusus mereka.
MUTU LINGKUNGAN HIDUP
DENGAN RESIKO
Pengertian tentang mutu
lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai
tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya
adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang
dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan
dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Secara
sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di
suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang
membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan
hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan
sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
Indonesia adalah sebuah negara tropis yang kaya akan
sumber daya alam. Melimpah ruahnya sumber daya alam Indonesia sudah sangat
terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan yang terjadi di tanah air tercinta ini
pun awalnya adalah perebutan akan potensi sumber daya alam ini. Secara alami,
kehidupan ini memang merupakan hubungan yang terjadi timbal balik antara sumber
daya manusia dan sumber daya alam (baik yang dapat diperbaharui atau pun
tidak). Hubungan timbal balik tersebut pada akhirnya adalah penentu laju
pembangunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan
pembangunan adalah lingkungan sosial (jumlah, kepadatan, persebaran, dan
kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik,
teknologi, dan sebagainya.
Sekian lama terkenalnya
Indonesia sebagai negara subur makmur dengan kondisi alam yang sangat mendukung
ditambah pula dengan potensi sumber daya mineral yang juga ternyata sangat
melimpah ruah, ternyata Indonesia sampai saat ini hanya bisa menjadi negara
berkembang, bukan negara maju. Banyak faktor yang kemudian menyebabkan
Indonesia tidak kunjung menjadi negara maju. Salah satunya adalah pengelolaan
negara yang tidak profesional termasuk dalam hal pengelolaan potensi alam. Kualitas
lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya
yaitu :
Lingkungan biofisik
adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik
terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari.
Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen
berlangsung seimbang.
Lingkungan sosial
ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi
dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan
dan kebutuhan lainnya.
Lingkungan budaya
adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang
dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya
dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non
materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan
sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan
tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya
dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Pasal 28H Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 mengamanatkan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat
merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Artinya bahwa menjaga
lingkungan hidup agar tetap baik dan sehat adalah sebuah kewajiban karena
merupakan bagian dari hak asasi setiap warga negara Indonesia.
Indonesia menjadi
negara dengan laju deforestasi tercepat di seluruh dunia. Setiap menit area
hutan setara dengan luas lima lapangan sepak bola dihancurkan sebagian besar
untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit dan pulp and paper, atau rata-rata 1,8
juta hektar hutan per tahun. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai Negara
penghasil emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia setelah China dan
Amerika Serikat.
Pengrusakan lingkungan
juga dilakukan oleh banyak masyarakat kita yang pada akhirnya juga mempengaruhi
kualitas lingkungan sekitar. Buang sampah sembarangan, penggunaan bahan-bahan
pestisida dan banyak lagi juga menyebabkan degradasi kualitas lingkungan
semakin menjadi.
Presiden sebagai
penanggung jawab pengelolaan negara seharusnya bisa dengan cepat mengambil
langkah-langkah kongkret untuk menanggulangi segala bentuk pengrusakan
lingkungan hidup. Aturan-aturan yang mendukung seharusnya segera ditegakan
tanpa pandang bulu. Kalau perlu bentuk pula satgas mafia lingkungan hidup untuk
mendukung penuntasan masalah-masalah yang ada. Aturan yang ada juga seharusnya
berkaitan dengan pengaturan perilaku masyarakat. Masalah-masalah lingkungan
hidup ini terkesan menjadi rahasia umum, banyak masalah, ada aturan namun minim
tindakan.
KESADARAN LINGKUNGAN
Neolaka (1991),
menyatakan bahwa kesadaran lingkungan adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap
sesuatu, dalam hal ini lingkungan hidup, dan dapat terlihat pada prilaku dan
tindakan masing-masing individu. Hussel
yang dikutip Brawer (1986), menyatakan bahwa kesadaran adalah pikiran sadar
(pengetahuan) yang mengatur akal, hidup wujud yang sadar, bagian dari sikap/prilaku,
yang dilukiskan sebagai gejala dalam alam dan harus dijelaskan berdasarkan
prinsip sebab musebab. Tindakan sebab, pikiran inilah menggugah jiwa untuk
membuat pilihan, misalnya memilih baik-buruk, indah-jelek.
Buletin Para Navigator
(1988), menyatakan bahwa kesadaran adalah modal utama bagi setiap orang yang
ingin maju. Secara garis besar sadar itu dapat diukur dari beberapa aspek
antara lain :
1. kemampuan membuka mata dan menafsirkan
apa yang dilihat
2. kemampuan aktivitas
3. kemampuan berbicara.
Jika
seseorang mampu melakukan ketiga aspek diatas secara terintegrasi maka dialah
yang disebut dengan sadar. Dari segi lain kesadaran adalah adanya hak dan
kemapuan kita untuk menolak melakukan keinginan orang lain atau sesuatu yang
diketahui buruk/tidak bermanfaat bagi dirinya.
Daniel Chiras
(Neolaka;2008) menyatakan bahwa dasar penyebab kesadaran lingkungan adalah
etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai saat ini berlaku adalah etika
lingkungan yang didasarkan pada sistem nilai yang mendudukkan manusia bukan
bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Didalam
pendidikan lingkungan hidup, konsep mental tentang manusia sebagai penakluk
alam perlu diubah menjadi manusia sebagai bagian dari alam.
HUBUNGAN LINGKUNGAN
DENGAN PEMBANGUNAN
hubngan lingkungan dan
pembangunanPeningkatan usaha pembangungn, maka akan terjadi pula peningkatan
penggunaan sumber daya untk menyokong pembangunan dan timbulnya
permasalahan-permasalahan dalam lingkungan hidup manusia. Dalam pembangunan,
sumber alam merupakan kompnen yan gpenting karena sumber alam ini memberikan
kebutuhan asasi bagi kehidupan. Dalam penggunaan sumebr alam tadi, hendaknya
keseimbangan ekosistem proyek pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu, yang
kadang-kadang bisa membahayakan kehidupan umat.
Harus dicari jalan
keluar yang saling menguntungkan dalam hubungan timbal balik antara proses
pembangunan, penggalian sumber daya, dan masala pengotoran atau perusakan
lingkunga hidup manusia. Sebab pada umumnya, proses pembangunan mempunyai
akibat-akibat yang lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia, baik akibat
langsung maupun akibat sampingan seperti pengurangan sumber kekayaan alam
secara kuantitatif & kualitatif, pencemaran biologis, pencemaran kimiawi,
gangguan fisik dan gangguan sosial budaya.
Kerugian-kerugian dan perubahan-perbahan terhadap
lingkungan perlu diperhitungkan, dengan keuntungan yang diperkirakan akan
diperoleh dari suatu proyek pembangunan. Itulah sebabnya dala setiap usaha
pembangunan, ongkos-ongkos sosial untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu
diperhitungkan, sedapat mungkin tidak memberatkan kepentingan umum masyarakat
sebagai konsumen hasil pembangunan tersebut.
beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan-keputusan demikian, antara lain
adalah kualitas dan kuantitas sumber kekayaan alam yang diketahui dan
diperlukan; akibat-akibat dari pengambilan sumber kekayaan alam termasuk
kekayaan hayati dan habisnya deposito kekayaan alam tersebut. Bagaiaman cara pengelolaannya
apakah secara traditional atau memakai teknologi modern, termasuk pembiayaannya
dan pengaruh proyek pada lingkungan terhadap memburuknya lingkungan serta
kemungkinan menghentikan perusakan lingkungan dan menghitung biaya-biaya serta
alternatif lainnya.
PENCEMARAN DAN
PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH PROSES PEMBANGUNAN
Sebagaimana diarahkan
dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan
ekonomi jangka panjang untuk mencapai stucture ekonomi yang semakin seimbang dari
sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh.
Selanjutnya digariskan pula bahwa proses industrialisasi harus mampu mendorong
berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, pencipta
lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa,
penunjang pembangunan daera, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya
sekaligus wahana pengembangan dan penguasaan teknologi.
Industrialisasi
merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupannya. Hal terseut antara lain disebabkan terbatasnya lahan pertanian.
Industrialisasi merupakan suatu jawaban terhindarnyan tekanan penduduk terhadap
lahan pertanian. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah bahwa industri
merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan
mencemari lingkunga . apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka ada
kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam
arti semakin maju industri maka semakin rusak lingkungan hidup itu.
Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan
taraf hidup manusia akan memberikan dampak begatif pula berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Unsur – unsur pokok yang diperlukan untuk kegiatan
industri antara lain adalah sumber daya alam ( berupa bahan baku, energi dan
air), sumberdaya manusia ( berupa tenaga kerja peda berbagai tingkatan
pendidikan), serta peralatan.
Kegiatan
pembangunan industri yang melibatkan unsur – unsur tersebut dapat menimbulkan
dampak negatif yang berupa :
1. Pandangan yang
kurang menyenangkan bagi wilayah industri.
2. Penurunan niali
tanah di sekitar industri bagi permukiman.
3. Timbuk kebisingan
oleh operasi peralatan.
4. bahan – bahan
buangan yang dikeluarkan oleh industri dapat menggangu dan mengotori udara,
air, dan tanah.
5. Perpindahan penduduk
yang menimbulkan dampak sosial.
6. Hasil produksi
industri dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat.
7. Timbulnya kecemburuan
sosial
Dampak tersebut sudah akan terjadi sejak perencanaan atau
eksplorasi suatu industri, dan dapat terus berlanjut pada tahapan konstruksi
maupun operasinya. Oleh karena itu pembangunan industri terutama pada awal
perencanaan harus sudah memperhatikan faktor lingkungan, kita harus berprinsip
mencegah lebih baik daripada menyembuhkan.
BAB
1
PENUTUP
KESIMPULAN DAN
SARAN
Negara Indonesia
merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta budaya. Kemajuan
negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di Negara tersebut,
kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi jaminan untuk kemajuan
dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah penduduk yang semakin
tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia pendidikan merupakan
pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem ketransmigrasian juga akan
mendukung pemerataan penduduk.
Sumber :
By : Unknown
Makalah Asas – Asas
Lingkungan Dan Sumber Daya Alam
TUGAS
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengantar
Lingkungan
Kelas 2IB05
NAMA : NPM:
Fikri Prawoto 14414219
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan ridha-Nyalah
makalah ini kami selesaikan tepat pada waktunya. Ada pun makalah ini kami
susun, untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan. Makalah
ini kami beri judul “Ekologi dan Ilmu
Lingkungan dan Azas-azas Pengetahuan Lingkungan”. Kami berharap dengan
disusunnya makalah ini dapat membantu masyarakat mengetahui pengetahuan Ekologi
dan Ilmu Lingkungan dan Azas-azas Pengetahuan Lingkungan”. Kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik dan saran yang membangun
kami harap kan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Edi Minaji
Pribadi selaku dosen "Pengantar Lingkungan" yang telah membimbing kami,
serta pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungnanya dan yang
lainnya. Berasal dari kata Yunani yaitu, oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”).
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi,
kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
ASAS – ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
A. PENGERTIAN
EKOLOGI DAN LINGKUNGAN SECARA UMUM
PENGERTIAN EKOLOGI SECARA UMUM
Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang
lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi
tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya,
yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan
cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan
tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya
dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di
dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan
lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal
bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
PENGERTIAN ILMU LINGKUNGAN SECARA UMUM
Lingkungan adalah
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan
juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen
biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
B. PENGERTIAN
EKOLOGI DAN LINGKUNGAN MENURUT PARA AHLI
PENGERTIAN
EKOLOGI MENURUT PARA AHLI
Pengertian Ekologi Menurut Definisi Para Ahli - Selain
definisi umum mengenai pengertian ekologi, ada pula pengertian ekologi yang
dikemukakan menurut para ahli. Pengertian ekologi menurut definisi para ahli
adalah sebagai berikut:
- Miller
(1975) : Menurut definisi Miller mengenai pengertian
ekologi yang menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal
balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat
tinggalnya
- Otto
Soemarwoto : Menurut Otto Soemarwoto, pengertian ekologi
adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya
- Elton
: Menurut pendapat C. Elton, ekologi adalah ilmu
yang mengkaji sejarah alam atau perkehidupan alam secara ilmiah
- Resosoedarmo
: Menurut definisi Resosoedarmo yang menyatakan
bahwa pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
- Andrewartha
: Menurut Andrewartha, pengertian ekologi adalah
ilmu yang membahas penyebaran dan kemelimpahan organisme
- Krebs
: Menurut Krebs, pengertian ekologi adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji interaksi-interaksi yang menentukan penyebaran
dan kemelimpahan organisme
- Eugene
P. Odum : Menurut Odum, ekologi adalah kajian terstruktur
dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme
dan lingkungannya.
Prinsip-Prinsip Ekologi - Ada prinsip utama yang dianut dalam
ekologi. Prinsip ekologi adalah sebagai berikut:
- Interaksi (interaction)
- Saling ketergantungan
(interdependence)
- Keanekaragaman (diversity)
- Keharmonisan (harmony)
- Kemampuan berkelanjutan
(sustainability)
Aspek Ekologi - Dalam ekologi, ada tiga aspek utama
ekologi yang digunakan dan berlaku dalam setiap kajiannya. Tiga Aspek utama ekologi
adalah sebagai berikut:
- Studi mengenai hubungan
organisme dengan lingkungannya
- Studi mengenai hubungan antara
organisme terhadap lingkungannya
- Studi mengenai hubungan
struktur dan fungsi alam
PENGERTIAN ILMU LINGKUNGAN MENURUT PARA
AHLI
Pengertian Lingkungan
Menurut Para Ahli Beberapa pakar lingkungan tidak membedakan secara tegas
antara pengertian “lingkungan” dengan “Lingkungan hidup”, baik dalam pengertian
sehari-hari maupun dalam forum ilmiah. Namun yang secara umum digunakan adalah
bahwa istilah “lingungan” (environtment) lebih luas dari pada istilah
“Lingkungan hidup” (life Environment). adapun beberapa pengertian lingkungan
dari pakar lingkungan yang diantaranya sebagai berikut:
Pengertian lingkungan
hidup menurut Salim (1976), secara umum lingkungan hidup diartikan sebagai
segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang
kita tempat dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Batas
ruang lingkungan menurut pengertian ini bisa sangat luas, namun untuk
praktisnya dibatasi ruang lingkungan dengan faktor-faktor yang dapat dijangkau
oleh manusia seperti faktor politik, faktor sosial, faktor ekonomi, faktor alam
dan lain-lain.
Sedangkan Pengertian
lingkungan hidup menurut Soedjono mengartikan bahwa “lingkungan Hidup” Sebagai
“Lingkungan hidup jasmani atau fisik yang meliputi dan mencakup segala unsur
dan faktor fisik jasmaniah yang berada didalam alam. Didalam pengertian ini,
maka hewan, tumbuh-tumuhan dan manusia tersebut itu dilihat dan akan dianggap
sebagai perwujudan secara fisik jasmani belaka. Dalam hal tersebut
“Lingkungan”, diartikan sebagai mencakup lingkungan hidup hewan,
tumbuh-tumbuhan dan manusia yang terdapat didalamnya.
Pengertian Lingkungan
hidup menurut Munadjat Danusaputro bahwa lingkungan hidup adalah seluruh benda
dan daya serta keadaan termasuk yang ada didalamnya manusia dan segala tingkah
perbuatannya yang berada dalam ruang dimana manusia memang berada dan
mempengaruhi suatu kelangsungan hidup serta pada kesejahteraan manusia dan
jasah hidup yang lainnya. Dengan demikian bahwa tercakup segi lingkungan budaya
dan segi lingkungan fisik.
C. PERBEDAAN
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk
mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk
menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap
manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.
D. ASAS
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Asas pengetahuan lingkungan terdiri dari
14 asas, Berikut penjelasan dari masing-masing asas sebagai berikut:
ASAS 1
Semua energi yang
memasuki sebuah organisme, populasi, atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi
yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lain,tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan, atau diciptakan. Contohnya yaitu
pada Hukum Termodinamika I dengan sistem input-output energi.
ASAS 2
Tidak ada sistem perubahan
energi yang betul-betul efisien. Contohnya yaitu pada Hukum Termodinamika II
berbunyi:
Semua sistem biologi kurang efisien
(hanya sebagian energi dipindahkan dan digunakan oleh
organisme,populasi,ekosistem lain), kecenderungan umum, energi berdegradasi ke
dalam bentuk panas yg tidak balik dan beradiasi ke angkasa.
ASAS 3
Materi, energi, ruang,
waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk sumber alam. Sumber alam: Segala
sesuatu yg diperlukan oleh organisme hidup, populasi, ekosistem yg pengadaannya
hingga ke tingkat yg optimum, akan meningkatkan pengubahan energi. Materi:
hutan, laut, tambang. Energi: gas bumi, air, minyak bumi, matahari. Ruang:
membantu atau menghambat proses kawin. Waktu: migrasi ke tempat kondusif,
mengejar teknologi moderen negara berkembang.
ASAS 4
Semua kategori sumber
alam, jika pengadaannya telah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya
sering menurun dengan penambahan sumber alam itu sampai suatu tingkat maksimum.
Melampaui batas maksimum ini tidak akan ada pengaruh yang menguntungkan.
ASAS 5
Ada dua jenis sumber
alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan
seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.
Contohnya yaitu permasalahan antara masyarakat tradisional dengan modern.
ASAS 6
Individu dan spesies
yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil
mengalahkan saingannya itu. Berdasarkan pada teori Darwin & Wallace
Organisme yang adaptif yang akan menang persaingan Suatu spesies/komunitas dapat
bertahan dalam lingkungan tertentu, yaitu dalam keseimbangan alam secara
keseluruhan,mempunyai daya biak tinggi.
ASAS 7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang “mudah
diramal”. “Mudah diramal”: ada keteraturan yang pasti pola faktor lingkungan
dalam kurun waktu lama.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat
jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia
dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. Nicia: keadaan
lingkungan yg khas, setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies
tsb dapat hidup berdampingan dengan spesies lainnya lingkungan ditempati jumlah
spesies banyak. Spesies makan yang sama dan toleran terhadap lingkunganya ditempati
jumlah spesies sedikit.
ASAS 9
Keanekaragaman
komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat
hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi. Efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat
dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi itu.
ASAS 10
Pada lingkungan yang
stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan
waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani evoluasi yang
mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik
yang stabil.
ASAS 11
Sistem yang sudah
mantap mengeksploitasi sistem yang belum mantap. Hama tikus,serangga dari hutan
rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran. Hubungan negara maju-berkembang,
menguntungkan negara maju.
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi
suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan relatifnya di dalam
keadaan suatu lingkungan.
ASAS 13
Lingkungan yg secara
fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam
ekosistem yg mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih
jauh lagi.
ASAS 14
Derajat pola
keteraturan naik-turunnya populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.
2.
SUMBER DAYA ALAM
A. PENGERTIAN
SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam (biasa
disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya
tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme,
tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis
logam, air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi
manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi
sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan,
terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan
untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak
tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Maroko,
dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau
nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah
memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan
Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang
ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak
sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
B. SUMBER
DAYA ALAM DI INDONESIA
Indonesia merupakan
negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.
Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati
yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi
tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy).
Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian
keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik
sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan
kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah
terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
Dilihat dari sisi
astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang
tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng
tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral. Daerah
perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan
laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya tingkat
biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga
yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari
hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari
hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman
perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan
kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di
dunia.
C. SUMBER
DAYA ALAM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Sumber daya alam dan
tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan
sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena
negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan
negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi
sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung
memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi
sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor
industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga
cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi,
perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor
penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan
investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan
transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh
negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam
sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.
D. SUMBER
DAYA ALAM HAYATI
Sumber daya alam hayati
adalah sumber daya alam yang ada di permukaan bumi dan hidup, antara lain hewan
dan tumbuhan. Ciri utama dari sumber daya alam hayati adalah tumbuh, bergerak,
berkembang biak, bernafas, dan membutuhkan makanan. Apakah kalian pernah
mengetahui tumbuhan atau bunga Kantong Semar? Ini adalah salah satu jenis
tumbuhan yang bisa memakan serangga yang hinggap di kelopak bunga. Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia yang permukaan tanahnya kaya akan sumber
daya alam hayati (hewan dan tumbuhan) terbesar, sehingga disebut dengan
paru-paru dunia.
1)
Hewan
Hewan termasuk salah
satu dari sumber daya alam hayati, dan termasuk dalam kategori dapat
diperbarui. Apakah kalian pernah menonton film Jurasic Park? Film ini bercerita
tentang hasil akal pemikiran manusia dalam upaya untuk memperbarui sumber daya
alam hayati yang telah punah beberapa tahun yang lalu. Hewan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan liar dan hewan peliharaan. Namun
demikian kadang ada orang yang mengelompokkan hewan ke dalam beberapa kelompok
sesuai dengan kepentingannya, seperti hewan buas dan hewan jinak dan
sebagainya.
Hewan liar adalah hewan
yang hidup secara liar di alam semesta secara bebas, mereka tumbuh, bergerak,
mencari makan dan berkembang biak sendiri tanpa bantuan manusia secara
langsung. Sebaliknya hewan peliharaan adalah hewan yang hidup secara dalam
lingkungan tertentu, tidak bebas, mereka tumbuh, bergerak, mencari makan dan
berkembang biak dengan bantuan manusia secara langsung maupun tidak langsung.
Hewan peliharaan dipelihara
oleh manusia. Manusia memelihara hewan untuk berbagai macam kepentingan, mulai
dari hobi atau kesenangan, mencari keuntungan (sebagai salah bentuk kegiatan
ekonomi), dan melindungi agar tidak punah. Hewan peliharaan yang dipelihara
manusia sebagai kegiatan ekonomi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
dengan cara diperjual belikan dikenal dengan hewan ternak.
Jenis hewan yang biasa
diternakkan manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu hewan besar, hewan
sedang dan unggas. Hewan besar meliputi, sapi, kerbau, kuda, gajah, dan buaya.
Sedangkan yang termasuk dalam hewan sedang antara lain kambing, domba, kelinci,
babi, kemudian yang termasuk unggas antara lain ayam, itik, bebek, burung
puyuh.
Selain hewan-hewan
tersebut, pada saat ini manusia juga beternak berbagai macam hewan khusus,
seperti berbagai macam jenis ikan, berbagai macam jenis burung, cacing hingga
jangkrik. Bahkan ada juga manusia yang beternak ular dan buaya. Indonesia
dikenal sebagai negara yang jenis hewan, bahkan di setiap wilayah dikenal
adanya hewan-hewan khas sehingga menjadi cirri khas dari wilayah tersebut,
misalnya pulau sumatera terkenal dengan harimau sumateranya, Jawa bagian barat
terkenal dengan badaknya, sedangkan Jawa bagian timur terkenal dengan
bantengnya, Kalimantan dikenal dengan orang utannya, Sulawesi dengan Anoa,
Papua dengan burung kasuari dan Nusa Tenggara dengan Komodonya. Berbagai macam
jenis hewan yang ada di Indonesia tersebut merupakan kekayaan yang tidak
ternilai hargainya. Oleh karena itu keberadaannya harus dipertahankan dan
dilindungi agar tidak punah. Berbagai upaya yang telah dan terus dilakukan oleh
pemerintah Indonesia yang dibantu oleh masyarakat dan lembaga swadaya
masyarakat untuk memelihara, melindungi dan mengembangbiakan berbagai macam jenis
hewan tertentu. Bahkan diwujudkan dalam bentuk aturan perundang-undangan,
sehingga manusia tidak bisa secara gegabah membunuh hewan-hewan tersebut.
2)
Tumbuhan
Tumbuhan termasuk salah
satu dari sumber daya alam hayati, dan termasuk dalam kategori dapat
diperbarui. Apakah kalian pernah melihat pameran bunga? Pernah melihat pohon
beringin yang ditanam dalam vas bunga? Apakah kalian pernah makan semangka
tanpa biji? Pernahkan kalian berpikir kalau semangka tanpa biji, lantas
menanamnya pakai apa? Itu semua adalah produk dari akal pemikiran manusia dalam
upaya untuk memperbarui dan mengembangbiakan sumber daya alam hayati
(tumbuhan). Tumbuhan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan dan
kesejahteraan manusia. Tumbuhan merupakan sumber makanan manusia, sehingga
dapat dikatakan karena tumbuhanlahmanusia bisa hidup dan berkembang biak. Oleh
karena itu tidaklah salah kalau dikatakan bahwa tanpa tumbuhan manusia tidak
dapat hidup. Coba kalian perhatikan, jenis tumbuhan apa saja yang kita konsumsi
setiap hari? Sumber daya alam hayati tumbuhan dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu hutan, lahan pertanian dan perkebunan.
E. SUMBER
DAYA ALAM NON-HAYATI
Sumber daya alam
non-hayati adalah sumber daya alam yang ada di atas permukaan bumi dan di bawah
permukaan bumi tetapi tidak hidup, antara lain tanah, udara dan air.
1)
Tanah
Tanah adalah lapisan
bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik yang
hancur oleh proses alamiah. Bahan organik merupakan bahan sisa makluk hidup
yang telah mati. Tanah termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui, karena
tanah terbentuk dari bahan-bahan sisa makluk hidup yang telah mati, seperti
dahan, daun, ranting, kotoran, pohon, hewan juga manusia yang diurai oleh
hewan-hewan kecil seperti rayap menjadi tanah. Tanah dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, namun untuk kesempatan ini dikelompokkan menjadi dua,
yaitu tanah yang subur dan tanah yang tidak subur. Tanah yang subur banyak
dicari oleh manusia, karena bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam
keperluan, sebaliknya tanah yang tidak subur tidak bisa dimanfaatkan oleh
manusia untuk berbagai macam keperluan.
Tanah memiliki manfaat
yang sangat besar bagi kehidupan manusia, tanah dimanfaatkan oleh manusia
selain sebagai lokasi tempat tinggal, juga untuk menanam berbagai macam
tumbuhan yang berguna bagi manusia. Berbagai macam jenis tumbuhan yang ada di
hutan, pertanian, perkebunan membutuhkan tanah yang subur, bilamana tanahnya
tidak subur, maka tidak ada hutan, tidak ada lahan pertanian dan juga tidak ada
lahan perkebunan. Kesuburan tanah sangat tergantung kepada pola pengelolaan dan
pemanfaatan tanah oleh manusia. Bilamana manusia dalam memanfaatkan dan
mengelola tanah secara sembarangan, tidak cerdas, dan seenaknya sendiri maka
dapat mengakibatkan tanah tersebut menjadi tidak subur. Hal ini bisa dilihat
pada tanah-tanah pertanian dan perkebunan yang sekarang berubah menjadi padang
pasir.
2)
Air
Air adalah suatu zat
yang terdiri dari zat hidrogen dan oksigen (H2O). Kita semua mengetahui apa itu
air, karena setiap hari kita tidak bisa melepaskan diri dari air, bahkan
disarankan dalam satu hari minimal kita harus minum air sebanyak 1 liter. Air
merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia dan makhluk
hidup. Air adalah sumber kehidupan, tanpa air manusia dan makluk lainnya akan
mati. Pernahkah kalian mencoba untuk menanam tumbuhan dalam pot? Perhatikan apa
perbedaan antara tanaman dalam pot yang secara rutin disiram dengan air dan
yang tidak pernah disiram?. Demikian halnya dengan manusia, bila tidak pernah
disiram air? Oleh karena itu, kita sering mendengar manusia mengalami musibah
karena tidak memiliki air, atau bertengkar karena air. Sumber daya air berasal
sungai, danau dan laut. Namun air yang bersumber dari laut rasanya asin,
sehingga tidak bisa dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan air yang bisa dikonsumsi
manusia adalah air tawar yang biasanya bersumber dari danau dan sungai. Tetapi
manusia dengan akal pikirannya sudah bisa memperoleh air tawar tidak dari
sungai dan danau, tetapi dari sumur yang digalinya, baik itu dalam bentuk
tradisional maupun sumur artesis yang mampu menggali tanah hingga kedalaman
lebih dari 100 meter di bawah permukaan bumi. Ketersediaan air di suatu wilayah
berkaitan dengan pergantian musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Selain itu juga tergantung kepada kondisi permukaan tanah. Oleh karena itu
sering dijumpai ada wilayah yang sumber airnya sedikit dan ada wilayah yang
sumber airnya melimpah.
Pada saat musim hujan,
air hujan sebaiknya bisa diserap oleh tanah, disimpan didalamnya, kemudian
secara perlahan dan kecil mengalir menjadi air tanah yang selanjutnya muncul
sebagai sumber air atau mata air. Sumber air ini, bila bertemu dengan sumber
air lainnya mengalir menjadi sungai dan danau. Kondisi tersebut diatas tidak
selalu terjadi, karena adanya permukaan tanah yang tidak mendukung. Permukaan
tanah yang tertutup secara permanen, seperti jalan aspal, gedung, halaman
bersemen, dan sejenisnya tanahnya tidak dapat dapat menyerap air hujan,
sehingga air hujan langsung mengalir ke dalam selokan, got, dan bilamana got
buntu atau hujannya deras bisa mengakibatkan banjir. Hal ini banyak terjadi di
kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya yang sering mengalami banjir kalau
musim hujan. Demikian halnya bila permukaan tanah tidak ada tanamannya, seperti
gunung gundul, padang pasir, dan sejenisnya air hujan juga tidak bisa terserap
dalam tanah akibatnya air hujan langsung mengalir dan terjadilah banjir.
Kondisi tersebut mengakibatkan ketersediaan air dalam tanah menjadi tidak
terjaga, apalagi pada musim kemarau.
Air hujan bisa
tersimpan dalam tanah, bila permukaan tanah banyak ditumbuhan tanaman atau
pohon-pohonan. Tumbuhan hijau dan akar tanaman membantu permukaan tanah untuk
menyerap air hujan masuk ke dalam tanah, tersimpan di dalam tanah dan menjadi
air tanah. Air tanah inilah yang selanjutnya akan mengairi sumur dan mata air.
Dengan demikian ketersediaan air tawar terjaga, terutama di musim kemarau.
Tumbuhan hijau dan akar tanaman selain bisa membantu permukaan tanah dalam
menyerap air, juga membantu permukaan untuk mencegah terjadinya erosi, yaitu
pengikisan tanah oleh air hujan.
3)
Udara
Udara termasuk salah
satu sumber daya alam yang dapat diperbarui. Caranya melalui kegiatan
fotosintesis pada tumbuhan. Bilamana permukaan tanah banyak ditumbuhi tanaman,
maka udara bersih dan sehat banyak diperoleh di daerah tersebut, demikian
halnya sebaliknya. Hal ini dikarenakan tumbuhan menghasilkan udara bersih.
Permukaan tanah yang
gersang, tidak ada tumbuhan, hanya ada gedung-gedung dan pabrik hanya
menghasilkan asap dan debu, maka udara yang ada di wilayah tersebut tidak
bersih dan menyehatkan. Udara dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai
kepentingan, tetapi yang pokok adalah dipergunakan untuk pernapasan, membantu
proses metabolisme tubuh, sehingga bahan makanan bisa diolah menjadi energi.
Selain itu manusia memanfaatkan udara untuk berbagai kepentingan, antara lain
sebagai jalur penerbangan pesawat terbang, saluran komunikasi melalui satelit
atau antena, sumber tenaga gerak seperti dalam perahu layar nelayan atau kincir
angin sebagai sumber tenaga listrik yang banyak dilakukan di Belanda. Selain
itu udara juga dimanfaatkan oleh manusia untuk kegiatan rekreasi dan olahraga,
seperti terjun paying, gantole, terbang laying, main laying-layang, main
pesawatpesawatan dari kertas, dan sebagainya.
F. LANDASAN
KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya adalah
unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam,
baik hayati maupun non hayati dan sumber daya buatan. Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Ekosistem adalah tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lain. Daya tampung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
Ekosistem adalah
tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan
saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup. Human Settlement pada dasarnya merupakan ekosistem buatan
yang dibangun di atas ekosistem alami. Ekosistem alami merupakan hasil karya
gaya-gaya asal dalam (gaya epirogenesis dangaya orogenesis) dan gaya gaya asal
luar di dalam kerangka waktu (time frame) geologis. Ekosistem buatan dan atau
pemanfaatan sumber daya alam di dalam time frame manusia. Berlangsung perubahan
ekosistem buatan secara cepat di atas ekosistem alami yang sesungguhnya
mengalami perubahan secara lambat
Arah Kebijakan Bidang Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup dalam GHBN 1999 – 2004
Mengelola sumber daya
alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi. Meningkatkan pemanfaatan
potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi,
rehabilitasi dan penghematan penggunaan, dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuan keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat balik. Mendelegasikan
secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam
pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan
lingkungan hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga, yang diatur dengan
undang-undang. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan
budaya masyarakat lokal serta penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan
undang-undang.
1.2
Arah kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam dalam TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Melakukan pengkajian
ulang terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan antarsektor
yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 5 Ketetapan ini.
Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber daya alam melalui identifikasi
dan inventarisasi kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai potensi dalam
pembangunan nasional. Memperluas pemberian akses informasi kepada masyarakat
mengenai potensi sumber daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya
tanggung jawab sosial untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan termasuk
teknologi tradisional. Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai
jenis sumber daya alam dan melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari
produk sumber daya alam tersebut.
Menyelesaikan konflik-konflik pemanfaatan sumber daya alam yang timbul
selama ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang
guna menjamin terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas
prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 5 Ketetapan ini. Menyusun strategi
pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada optimalisasi manfaat dengan
memperhatikan kepentingan dan kondisi daerah maupun nasional.
G. KARAKTERISTIK
EKOLOGIS SUMBERDAYA ALAM
Kegiatan pembangunan
membawa berbagai tingkat perubahan terhadap ekosistem, tetapi selalu diatur
oleh pembatasan ekologis yang bekerja dalam suatu ekosistem alami itu.
Faktor-faktor pembatas ekologis ini perlu diperhitungkan agar pembangunan
membawa hasil yang lestari.Hubungan antara pengawetan ekosistem dan perubahan
demi pembangunan demi pembangunan ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Kebutuhan untuk memperhatikan
kemampuan untuk membuat pilihan penggunaan sumber alam di masa depan.
2. Kenyataan bahwa peningkatan
pembangunan pada daerah-daerah pertanian tradisional yang telah terbukti
berproduksi baik mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh pengembalian
modal yang lebih besar dibanding daerah yang baru.
3. Kenyataan bahwa penyelamatan
masyarakat biotis dan sumber alam yang khas merupakan langkah pertama yang
logis dalam pembangunan daerah baru, dengan alasan bahwa sumber alam tersebut
tak dapat digantikan dalam arti pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia, dan
kontribusi jangka panjang terhadap pemantapan
H. DAYA
DUKUNG LINGKUNGAN
daya dukung3Menurut
UU.No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Pengertian (Konsep) dan
Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut UU no 23/ 1997, daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya.
Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya
dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang
dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu.
Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua)
komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas
tampung limbah (assimilative capacity).
Sedangkan menurut Lenzen
(2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas
area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk
mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint).
Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat keberlanjutan sumber
daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan
luas aktual lahan produktif. Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas
aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan
tersedia dan lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung
lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang
kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya
dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan
kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami
suatu kawasan.
contoh : dengan buangan air pada suatu
sungai mengakibatkan peternakan ikan mas tidak baik pertumbuhannya, tapi cukup
baik untuk ikan lele dan ikan gabus. Berarti daya dukung lingkungan untuk
kondisi kehidupan ikan emas berbeda dengan daya dukung lingkungan untuk kondisi
kehidupan ikan lelelgabus, Kenapa demikian, tidak lain karena parameter yang
terdapat dalam air tidak dapat dinetralisasi lingkungan untuk kehidupan ikan
emas.
Ada saatnya makhluk
tertentu dalam lingkungan punya kemampuan yang luar biasa beradaptasi dengan
lingkungan lain, tapi ada kalanya menjadi pasif terhadap faktor luar. Jadi
faktor daya dukung tergantung pada parameter pencemar dan makhluk yang ada
dalam lingkungan.
I. KETERBATASAN
KEMAMPUAN MANUSIA
Ekologi pada mulanya
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh manusia sejak pertama kali dia
hidup didunia. Namun, munculnya istilah ekologi berdasarkan prakarsa biolog
Jerman yang memperkenalkan istilah ekologi adalah Ernest Haeckel (1834 – 1919)
pada tahun 1860. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oikos” yang
berarti rumah, tempat tinggal, habitat dan “logos” yang berarti ilmu. Secara
harfiah ekologi adalah ilmu tentang mahkluk hidup dalam rumahnya, atau dapat
diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga mahluk hidup. Banyak yeng
mendifinisikan ekologi, menurut Kendeiihgh (1980) ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan yang
lainnya. Di dalam Webmaster Unabridged Dictionary, ekologi disebut sebagai
totalitas atau pola hubungan antara organisme-organisme dengan lingkungannya.
Lingkungan di sini adalah gabungan dari komponen fisik maupun hayati yang
berpengaruh terhadap kehidupan organisme.Menuru Miller (1975), ekologi adalah
ilmu mengenai hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya dan menurut
Odum, (1971) ekologi adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari sistem
ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk
kepadatan/kerapatan, biomassa, penyebaran potensi unsur-unsur hara, energi,
faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menberi karakteristik kondisi sistem
tersebut yang kadang-kadang mengalami perubahan. Sedangkan fungsinya
menggambarkan peran setiap komponen yang ada dalam sistem ekologi atau
ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi
organisme di alam.
Ekologi berkaitan
dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan (peradaban)
manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal
berikut : bagaimana alam bekerja, bagaimana proses adaptasi dapat berlangsung,
apa yang diperlukan oelh organisme dan apa pula yang dihasilkannya, bagaimana
mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan bagaimana individu-individu
dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula eksotisme yang
dimuculkan.
Komponen-komponen yang
ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen abiotik dan biotik yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem
kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan
kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari
kebutuhan organisme. Maka keberadaan komponen-komponen tersebut ada yang
senatiasa tersedia dan ada yang terbatas. Seperti populasi beberapa jenis flora
ataupun fauna (biotik) yang akhir-akhir ini punah dan sinar udara (abiotik)
yang senantiasa tersedia.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
DAN SARAN
Ekologi dan populasi
adalah dua hal yang saling berhubungan. Mempelajari ekologi sangat penting, karena
masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia.
Meskipun ada perubahan yang terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya
akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita. Sama halnya dengan populasi
yang saling berkaitan antara mahluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya
.Oleh karena itu jika ekologi itu rusak maka populasi yang ada di dalamnya juga
akan ikut rusak. Maka kita harus menjaga lingkungan tersebut agar tetap terjaga
kelestaraiannya,dan jangan sampai merusak ekologi dan populasi makhluk hidup.
REFERENSI